www.soedjak.blogspot.com Headline Animator

Jumat, 09 Desember 2011

Antibiotik Berbahaya untuk Obati Infeksi Virus

Putro Agus Harnowo - detikHealth

(Foto: Thinkstock)
Jakarta, Antibiotik sebenarnya hanya efektif digunakan untuk mengobati penyakit akibat bakteri. Namun obat ini ternyata juga dipakai untuk mengobati penyakit akibat inferksi virus. Hasilnya, efek samping dan resistensi antibiotik justru menempatkan pengguna antibiotik dalam kondisi yang lebih berbahaya.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention di AS, antibiotik adalah penyebab paling umum dari kunjungan anak-anak ke unit gawat darurat untuk akibat efek samping obat. Istirahat, banyak minum, dan obat tanpa resep dokter adalah pilihan yang disukai untuk mengobati virus.

Pilek, infeksi lain pada saluran pernapasan atas, dan beberapa jenis infeksi telinga tidak disebabkan oleh bakteri, melainkan oleh virus. Antibiotik tidak bekerja terhadap virus, hanya bakteri.

Meskipun CDC telah berupaya menekan angka pemberian antibiotik yang tidak perlu kepada anak dalam beberapa tahun terakhir, masih banyak orang tua yang sering memberikan antibiotik untuk mengobati flu dan infeksi virus lainnya.

Penggunaan antibiotik yang tidak tepat tidak meningkatkan kekebalan virus, tapi juga meningkatkan beban biaya sistem kesehatan karena virus yang sudah lebih sulit dihentikan, memakan waktu lebih lama, dan lebih mahal pengobatannya.

Antibiotik adalah alat yang paling penting untuk memerangi infeksi bakteri yang mengancam keselamatan nyawa, namun resistensi terhadap obat ini juga merupakan salah satu ancaman paling mendesak.

CDC mendesak masyarakat untuk bertindak cerdas dan tidak menggunakan antibiotik untuk melawan infeksi virus seprti pilek, tenggorokan sakit, bronkitis akut, sinus, atau infeksi teling.

Sebaliknya, jika tetap menggunakan antibiotik, inilah yang lebih mungkin terjadi:
1. Infeksi tidak akan sembuh.
2. Si sakit akan tetap sakit dan tidak akan merasa lebih baik.
3. Si sakit dapat mengalami efek samping yang tidak perlu dan berbahaya.

"Sebagian besar masalah resistensi antibiotik terjadi ketika pasien diresepkan untuk alasan yang tepat, tapi kemudian tidak diminum dengan tepat. Jadi jika pasien diresepkan antibiotik, jangan sampai menyalahi dosis disimpan jika terserang panyakit yang sama lagi," kata Catharine Paddock PhD seperti dilansir MedicalNewsToday.com, Kamis (8/12/2011).

3 Herbal Peningkat Fungsi Otak dan Energi

Adelia Ratnadita - detikHealth


(Foto: Thinkstock)
Jakarta, Dalam menjalani aktivitas sehari-hari tentunya akan lebih bugar jika memiliki cukup energi. Namun, banyak orang yang lesu dan tidak bersemangat oleh karena merasa tidak bertenaga. Oleh karena hal tersebut, maka perlu bagi kita untuk mengetahui cara-cara untuk meningkatkan energi. Berbagai tanaman herbal sering dibicarakan dapat meningkatkan energi.

"Ada 3 jenis herbal dapat membantu meningkatkan fungsi otak dan meningkatkan energi yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang dalam melakukan aktivitas sehari-hari," kata Dr. Manny Alvarez.

Tiga herbal yang dapat meningkatkan fungsi otak dan meningkatkan energi seperti dikutip dari FoxNewsHealth, Rabu (8/12/2011) antara lain:

1. Chyawanprash

Chyawanprash merupakan herbal yang sudah sangat terkenal di India. Chyawanprash memiliki sifat antioksidan & memperkuat mekanisme pertahanan tubuh internal dan sistem kekebalan tubuh. Sehingga herbal ini dapat melindungi tubuh dari infeksi bakteri dan virus sehari-hari, seperti batuk dan pilek. Ketika musim flu tiba, dengan mengonsumsi herbal ini, sistem kekebalan dapat menyediakan pencegahan terbaik dari parahnya penyakit. "Chyawanprash memiliki rasa seperti plum dan memiliki energi seperti rempah-rempah. Chyawanprash dapat ditempatkan diatas roti panggang atau makanan lain," kata Kilham.

2. Rodioloa rosea

Rhodiola rosea merupakan herbal yang tumbuh di daerah Kutub Utara Siberia Timur. Herbal ini adalah tanaman yang populer dalam sistem medis tradisional di Eropa Timur dan Asia. Herbal ini sering digunakan sejak dulu untuk meningkatkan energi. Akar dari tanaman herbal ini dapat untuk merangsang sistem saraf, melawan depresi, meningkatkan kinerja, mengurangi kelelahan, dan mengurangi high altitude sickness. Herbal ini dipercaya sebagai sistem kardiopulmuner, dan kegiatan sistem saraf pusat telah dikaitkan terutama dengan kemampuannya untuk mempengaruhi tingkat dan kegiatan monoamina dan peptida opioid seperti beta endorfin.

Rhodiola rosea juga dipercaya dapat meningkatkan seksualitas. Rhodiola rosea dapat meningkatkan fungsi mental, meningkatkan kekebalan tubuh, dan meningkatkan energi. Menurut penelitian, ada peningkatan 68 persen untuk pria dengan disfungsi ereksi yang mengonsumsi rhodiola rosea. Herbal ini bisa didapatkan dalam bentuk kapsul, dan tidak akan berinteraksi negatif dengan obat-obatan lain. Rhodiola rosea juga sedang digunakan oleh psikiater di seluruh dunia untuk mengobati depresi dan kelelahan mental," kata Kilham.

3. Ginseng

Ginseng adalah salah satu dari 11 spesies tumbuh lambat dan termasuk dalam genus Panax dan famili Araliaceae. Ginseng biasanya ditemukan di daerah yang beriklim dingin. Herbal ini dapat diambil dalam bentuk cair atau kapsul. Herbal ini mempunyai manfaat dapat meningkatkan fungsi otak, konsentrasi, dan daya ingat. Berdasarkan hasil penelitian, ginseng juga terbukti memiliki sifat anti kanker dan antioksidan.

MY Playlist


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com